Entri Populer

Minggu, 14 September 2014

KURTILAS (Kurikulum 2013)

Wah... wah... sudah lama tidak menulis karena kesibukan, tau-tau tahun ajaran baru sudah dimulai sejak Juli lalu. Gairah bertemu dan akan mengajar kelas yang baru seperti biasa terasa di awal tahun ajaran. Akan ketemu dengan murid seperti apa ya tahun ini?

Tahun ajaran baru diawali dengan kesibukan mempersiapkan administrasi dan perangkat yang setiap tahun kok ya ga pernah bisa selesai tepat waktu. Apalagi kurikulum 2013 yang masih penuh dengan kebingungan... ribet banget bikin rpp-nya. Sudah coba membuat saat IHT dengan contoh Rpp yang sudah ada, tapi saat di kelas implementasinya ga jalan sama sekali. Akhirnya antara Rpp dan pelaksanaan jadi ga nyambung, dan pengajaran balik lagi ke metode lama yang lebih dikuasai.

Kurikulum dibuat pada hakekatnya sebagai upaya menghasilkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dan berujung pada peningkatan kualitas Sdm yang dihasilkan. Tapi... kurikulum 2013 ini mengubah banyak pakem yang sudah biasa digunakan guru sehingga penyesuaiannya butuh waktu yang lama. Diklat kurtilas yang diadakan pemerintah juga belum bisa merata ke seluruh guru yang ada. Dan beberapa mapel tertentu bahkan belum ada diklatnya.

Nasib bahasa Jepang dalam kurikulum 2013 ini malah lebih tidak jelas lagi. Banyak sekolah yang semula memasukkan bahasa Jepang sebagai mata pelajaran Muatan Lokal atau dalam mata pelajaran intra sebagai mapel ketrampilan, dengan adanya kurikukum 2013 ini menjadi tersingkir. Banyak rekan-rekan guru terutama guru honor keluar dari sekolah karena tidak dapat jam. Atau yang masih bertahan harus rela mengajar mata pelajaran lain. Saya sendiri sampai tahun ini masih bisa bertahan... tapi entahlah tahun yang akan datang. Setelah kelas yang menggunakan kurikulum KTSP  berakhir tahun pelajaran ini.

Bagaimanapun juga... permasalahan kurikulum baru yang ribet ini semoga saja ada penyelesaiannya. Banyak hal masih perlu perbaikan... terutama di lapangan. Ketika dicanangkan oleh menteri pendidikan kita, rasanya begitu ideal tujuan yang ingin dicapai... tapi pendidikan tidak bisa berjalan sendiri tanpa perubahan dari sektor lain. Selama pelayanan birokrasi masih berbelit, mental korup, dan KKN merajalela... bagaimana mungkin generasi emas yang berakhlak baik akan tercapai. Bagi saya yang terpenting saya melaksanakan tugas saya dengan sebaik-baiknya dan ikhlas. Saya percaya tidak ada ilmu yang sia-sia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar